8/1/18
Foto: Reuters
BIHAR — Seorang lelaki di India diculik dan dipaksa untuk mengahwini seorang perempuan ketika sedang bekerja. Ia terakam kamera menangis dalam upacara adat yang seharusnya diliputi kebahagiaan itu.
Video berdurasi 5 minit itu menampakkan Vinod Kumar yang menangis selama ritual pernikahan. Seorang wanita menghapus air matanya dengan kain yang dikalungkan di leher lelaki itu. Pengantin lelaki itu juga terlihat menolak memakaikan vermillion-pewarna merah dalam tradisi perkahwinan India diketuai mempelai perempuan.
“Kami hanya melakukan pernikahanmu bukan menggantungmu,” ujar sang pengantin perempuan.
Melansir Metro, 7/1/2018 , Vinod Kumar diculik dan diancam dengan pistol oleh keluarga sang pengantin wanita ketika sedang bekerja. Sanjay Kumar, abangnya merasa cemas ketika Vinod tak kunjung pulang ke rumah. Ia mendapat sebuah telepon dari nombor tak dikenal yang mengatakan bahwa adiknya telah menjadi korban Pakadua Vivah (pernikahan paksa). Ia pun segera melaporkan kes penculikan itu kepada polis .
Vinod pertama kali bertemu dengan pengantin wanita di pernikahan temannya. Ia ditawarkan untuk menikahinya oleh pihak keluarga sang wanita. Keluarga Kumar mengatakan tidak mengenal pihak keluarga sang perempuan sama sekali.
Setelah ritual pernikahan selesai, lelaki berusia 29 tahun itu dilaporkan lari dan kembali ke rumahnya di Jharkand. Ia meminta perlindungan polis setelah mendapatkan telepon dari keluarga perempuan untuk menerima sang wanita sebagai isterinya. Pihak polis pun mengatakan akan mengambil tindakan atas kes penculikan dan pemaksaan itu.
“Kami mendapatkan laporan dari keluarga Vinod Kumar dan akan mengambil tindakan setelah proses penyiasatan selesai,” ujar polis senior, Manu Maharaj.
Pakadua Vivah adalah praktik yang umum dilakukan di Bihar dan beberapa tempat lainnya. Aksi ini dilakukan oleh keluarga miskin yang tak mampu memberikan mas kahwin kepada sang lelaki.
Saibal Gupta, pakar sosiologi mengatakan, “Frekuensi penculikan pengantin lelaki telah menurun tapi tidak berhenti. Kemiskinan masih merajalela.”
Pada 2016, pihak polis mendapatkan hampir 3,000 laporan kes penculikan pengantin lelaki. Meski begitu tak ada satu pun pernikahan tersebut yang dibatalkan.
(dka)