07 Desember 2018
Pengarah Kewangan Huawei, Meng Wanzhou. (Foto: EPA)
PERDANA Menteri Kanada, Justin Trudeau, menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam penahanan pegawai tinggi perusahaan telekomunikasi raksasa asal China, Huawei. Berbicara kepada para wartawan di Montreal, Trudeau mengaku pemerintah Kanada diberitahu tentang penahanan Meng Wanzhou beberapa hari sebelumnya, tapi Kanada tidak memainkan peranan.
"Saya dapat meyakinkan semua orang bahwa kami adalah negara (dengan) sistem undang-undang yang independen," tegas Trudeau.
Meng Wanzhou ditahan ketika sedang transit di Lapangan Terbang Vancouver, pada Sabtu (1/12), atas permintaan ekstradisi dari Amerika Syarikat.
Penahanannya terjadi tatkala Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden China, Xi Jinping, bertemu di Argentina dalam rangka KTT G-20. Ketika itu keduanya bersepakat atas 'gencatan senjata' dalam 'perang dagang'.
Berita mengenai penahanan Meng baru diungkap aparat Kanada pada Rabu (5/12), hati ketika dia menghadiri sidang pertama. Dalam sidang tersebut, dia mengajukan permohonan agar mahkamah tidak menyebarluaskan perincian kesnya kepada media. Permohonan itu kemudian dikabulkan oleh hakim Mahkamah Kanada.
Oleh kerana itu, dakwaan terhadap Meng tidak dirilis ke publik.
Pemerintah China mengecam penahanan Meng yang disebut pelanggaran hak asasi manusia. Adapun perusahaan Huawei menyatakan "tidak tahu apa kesalahan Meng".
Laporan-laporan awal mengindikasikan penahanan ini boleh jadi terkait dengan investigasi AS dalam kes dugaan pelanggaran sanksi terhadap Iran.
Penasihat Keselamatan Nasional AS, John Bolton, menolak berkomentar ketika ditanya mengenai penahanan Meng.
Alih-alih, dia mengutarakan "keperihatinan mendalam" atas praktik perniagaan perusahaan-perusahaan China dan operasi mereka sebagai "perpanjangan tangan" pemerintah China.
Siapakah Meng Wanzhou?
Meng adalah Pengarah Kewangan Huawei merangkap puteri pengasas perusahaan itu.
Huawei sendiri merupakan perusahaan pembuat peranti telekomunikasi dan penyedia layanan terbesar di dunia. Baru-baru ini Huawei menyalip Apple sebagai pembuat telepon pintar kedua di dunia setelah Samsung.
Sejumlah anggota parlimen AS berulang kali menuduh Huawei sebagai ancaman keselamatan nasional AS dengan dalih perusahaan itu boleh digunakan sebagai alat mata-mata untuk pemerintah China.
AS, Australia, dan New Zealand baru-baru ini memblokir penggunaan peralatan Huawei dalam infrastruktur jaringan 5G, juga dengan alasan keselamatan.
Apa komentar China?
Jurucakap Kementerian Luar Negeri China mengatakan kepada wartawan: "Penahanan tanpa memberi alasan melanggar hak asasi manusia seseorang."
"Kami telah mengajukan perwakilan ke Kanada dan AS, menuntut kedua pihak selekas mungkin mengklarifikasi alasan penahanan dan secepatnya melepaskan tahanan untuk melindungi hak hukum yang bersangkutan".
Secara terpisahl Huawei menyatakan telah mematuhi "Semua hukum dan perundangan tempat beroperasi, termasuk undang-undang sanksi dan kendali eksport PBB, AS, dan Kesatuan Eropah."
Agregasi BBC Indonesia